watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

GARA GARA KUNCI RUMAH TERTINGGAL

Namaku Hendriansyah, biasa dipanggil Hendri.
Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi
Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang
lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan
ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku
masih duduk di kelas II SMA, di kota Jember,
Jawa Timur.
Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota
Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang
wanita, Nia Ramawati namanya, tapi ia biasa
dipanggil Ninik. Usianya saat itu sekitar 24 tahun,
karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik.
Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen
store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip
bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih,
rambutnya hitam panjang sebahu. Namun yang
paling membuatku betah melihatnya adalah
buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya
36B, buah dada itu nampak serasi dengan
bentuk tubuhnya yang langsing.
Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin
aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku
tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-
remas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika
Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan
kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah
melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin
sekali aku mencium bibir yang merekah itu.
Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan
keindahan tubuhnya.
Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak
Ninik selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan
hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang
menunduk, sering kali aku melihat bayangan
celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu
penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika
saat menunduk tidak terlihat bayangan celana
dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak
memakai celana dalam. Kemudian aku
membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik
jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa
tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam
pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri
dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika
keinginanku terkabul, aku akan menciumi
seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama
bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan
kujilati sampai puas.
Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan
musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan
orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi
aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan
kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai
malam aku keletihan dan tertidur, sehingga
terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang
main drum. Aku baru menyadari saat sudah
sampai di teras rumah.
"Waduh kunci terbawa Baron," ucapku dalam
hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga.
Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk
kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu
tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah,
ya itung-itung sambil jaga malam.
"Lho masih di luar Hen.."
Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata
Mbak Ninik baru pulang.
"Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang," ucapku
membalas sapaannya.
"Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke
rumah teman yang ulang tahun," jawabnya.
"Kok kamu tidur di luar Hen."
"Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak
bisa masuk," jawabku.
Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik
memberiku tumpangan tidur di rumahnya.
Selanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah,
tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab
setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau
terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri
dan menawarkan bantuan.
"Kenapa Mbak, pintunya macet.."
"Iya, memang sejak kemarin pintunya agak
rusak, aku lupa memanggil tukang untuk
memperbaikinya." jawab Mbak Ninik.
"Kamu bisa membukanya, Hen." lanjutnya.
"Coba Mbak, saya bantu." jawabku, sambil
mengambil obeng dan tang dari motorku.
Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga
punya bakat Mc Gayver. Namun yang
membuatku sangat bersemangat adalah harapan
agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di
rumahnya.
"Kletek.. kletek.." akhirnya pintu terbuka. Aku pun
lega.
"Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana."
"Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya
Mc Gayver," ucapku bercanda.
"Terima kasih ya Hen," ucap Mbak Ninik sambil
masuk rumah.
Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku
tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi
terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak
Ninik keluar dan menghampiriku.
"Tidur di luar tidak dingin. Kalau mau, tidur di
rumahku saja Hen," kata Mbak Ninik.
"Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja,
sudah biasa kok, "jawabku basa-basi.
"Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa
kok.. ayo."
Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang
kuinginkan.
"Mbak, saya tidur di kursi saja."
Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang
terdapat di ruang tamu.
"Ini bantal dan selimutnya Hen."
Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang
menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi
saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya
memakai celena pendek.
"Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai
baju," ujarku.
"Oh nggak pa-pa Hen, telanjang juga nggak pa-
pa."
"Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa," ujarku
menggoda.
"Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang
hangat ada di kamarku," kata Mbak Ninik sambil
masuk kamar.
Aku tertegun juga saat menerima bantal dan
selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya memakai
pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar
aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Ninik.
Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di
dalam pakaian tidur tipis itu. Aku juga teringat
ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada
di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar
Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditutup dan
sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala,
sehingga aku bisa melihat Mbak Ninik tidur dan
pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan
diri masuk kamarnya.
"Kurang hangat selimutnya Hen," kata Mbak
Ninik.
"Iya Mbak, mana selimut yang hangat," jawabku
memberanikan diri.
"Ini di sini," kata Mbak Ninik sambil menunjuk
tempat tidurnya.
Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku
mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur bersamanya.
Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang
kemana-mana. Hal itu membuat penisku mulai
berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik
yang tertutup kain tipis itu.
"Sudah jangan bengong, ayo sini naik," kata
Mbak Ninik.
"Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai
celana pendek, buka dong kan asyik," kata Mbak
Ninik saat aku hendak naik ranjangnya.
Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia
langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti
kemauannya dan membuka celana pendek
berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah
berdiri.
"Ouww, punyamu sudah berdiri Hen,
kedinginan ya, ingin yang hangat," katanya.
"Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang
bugil, Mbak juga dong," kataku.
"OK Hen, kamu mau membukakan pakaianku."
Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar
tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia
berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan
penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur
bersama wanita, sehingga saat membayangkan
tubuh Mbak Ninik penisku sudah berdiri.
"Ayo bukalah bajuku," kata Mbak Ninik.
Aku segera membuka pakaian tidurnya yang
tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan
pemandangan indah yang belum pernah
kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih
sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.
Setelah Mbak Ninik benar-benar bugil, tanganku
segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung
meremas-remas buah dada Mbak Ninik yang
putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga
mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-
dalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan
hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan
posisi berdiri.
"Oh, Hen nikmat sekali rasanya.."
Aku terus menghisap puting susunya dengan
ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh
tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah,
tanganku langsung meremas-remas pantat
Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu
begitu asyik diremas-remas. Setelah puas
menghisap buah dada, mulutku ingin juga
mencium bibir Mbak Ninik yang merah.
"Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah
sering ya," katanya.
"Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan
seperti yang kulihat di film blue," jawabku.
Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak
Ninik. Aku menunduk hingga kepalaku
menemukan segumpal rambut hitam. Rambut
hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Ninik.
Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin
sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya.
Tanganku juga masih meremas-remas pantat
Mbak Ninik. Sehingga dengan posisi itu aku
memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak
Ninik.
"Naik ranjang yuk," ucap Mbak Ninik.
Aku langsung menggendongnya dan
merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan
terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya
memang indah dengan buah dada yang
menantang dan bulu vaginanya yang hitam
indah sekali. Aku kembali mencium dam
menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna
kemerahan dan mengeluarkan bau harum.
Mungkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya.
Saat kubuka vaginanya, aku menemukan
klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap
klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan
hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit
diantara paha mulus itu terasa hangat dan
nikmat.
"Masih belum puas menjilatinya Hen."
"Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati."
"Ganti yang lebih nikmat dong."
Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Ninik
yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang
menutupi vaginanya. Kemudian sambil
memegang penisku yang berdiri hebat,
kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam
vagina Mbak Ninik.
"Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah.."
"Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah.."
Aku terus memasukkan penisku hingga habis.
Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua
ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku
mulai dengan gerakan naik turun dan maju
mundur.
"Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaatt seekalii..
ah.."
Semakin lama gerakan maju mundurku semakin
hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin
menggeliat keasyikan.
"Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah.."
Setelah beberapa saat melakukan maju mundur,
Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya
ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur
terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri
seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang
kendali permainan. Diremasnya penisku sambil
dikulumnya. Aku kelonjotan merasakan
nikmatnya kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali
rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada
lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia
mulai mengarahkan penisku hingga tepat di
bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun
naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam
vaginanya.
"Oh.. Mbak Ninik.. nikmaatt sekali.. hangat dan
oh.."
Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku
meremas-remas buah dada Mbak Ninik. Jika ia
menunduk aku juga mencium buah dada itu,
sesekali aku juga mencium bibir Mbak Ninik.
"Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah.."
"Punyamu juga nikmaat Mbaak.. ah.. oh.. ah.."
Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan
turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan
vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa
hangat apalagi gerakan Mbak Ninik disertai
dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku
merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan
dari daging yang hangat dan nikmat.
"Mbak Ninik.. Mbaakk.. Niikmaatt.."
"Eh.. ahh.. oohh.. Hen.. asyiikk.. ahh.. ennakk..
nikmaatt.."
Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik
melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali
ini ia nungging dengan pantat menghadapku.
Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang
empuk dengan lubang nikmat di tengahnya.
Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi
dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke
lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua
hal, yang penting bagiku pantat Mbak Ninik kini
menjadi barang yang sangat nikmat dan harus
kunikmati.
"Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak
tahaan nih," kata Mbak Ninik.
Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima
hunjaman penisku.
"Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali,
aku jadi nggak tahan," jawabku.
Kemudian aku segera mengambil posisi,
kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku
tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku
menghunjam dengan ganas vagina Mbak Ninik.
Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari
belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan
makin lama makin keras.
"Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh..
nikmaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen.."
"Mbak Ninik.. enak sekalii.. niikmaatt sekaalii.."
Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina
Mbak Ninik membasahi penisku. Cairan itu
membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin.
Sehingga aku semakin keras menggerakkan
penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan,
ia memejamkan mata menahan rasa nikmat
yang teramat sangat. Rupanya ia sudah
orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.
"Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan
lagi.."
Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan
dari penisku keluar sperma berwarna putih.
Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Ninik
yang masih menungging. Aku meratakan
spermaku dengan ujung penisku yang sesekali
masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat
rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat
Mbak Ninik.
"Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh..
Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat.."
"Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan
nikmat.."
Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah
satu jam lebih kami menikmati permainan itu.
Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok
harinya kami terbangun dan masih berpelukan.
Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.
"Kamu nggak sekolah Hen," tanya Mbak Ninik.
"Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja."
"Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang.."
Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi.
Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat
mandi kembali kami melakukan permainan
nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri,
tubuh Mbak Ninik tetap nikmat. Akhirnya pukul
14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil
kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku
tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat
pertama aku melakukan permainan nikmat
dengan seorang wanita.
Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku
masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan
pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah
Mbak Ninik dan kembali menikmati permainan
nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi
kalau aku tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku
tidak tahu. Kubilang aku tidur di rumah teman
SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benar-
benar terjadi.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/2009
U-ON

inc Powered by Xtgem.com